Aku pikir aku sudah selesai dengan masa lalu. Sudah berdamai, sudah ikhlas, sudah kuat. Tapi ternyata, ada hari-hari tertentu ketika ingatan itu datang tanpa permisi dan rasanya masih sesak. Ada luka-luka kecil yang belum betul-betul sembuh, meski sudah lama tak berdarah.
Ada perasaan yang tak bisa selalu dijelaskan, kenapa aku masih terdiam saat mengingat beberapa hal yang seharusnya sudah kulupakan? Kenapa masih ada bagian dalam diriku yang menggigil saat mengenang hal-hal yang dulu pernah menyakitkan?
Dan di situlah aku sadar… aku ternyata belum sepenuhnya menerima. Belum sepenuhnya memaafkan. Baik orang lain, maupun diriku sendiri.
Aku masih belajar.
Belajar menerima bahwa ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai harapan. Bahwa ada keputusan-keputusan yang harus diambil meski terasa menyakitkan. Bahwa tidak semua orang akan minta maaf, bahkan ketika mereka tahu mereka salah. Bahwa kadang aku sendiri juga menjadi orang yang mengecewakan.
Dan memaafkan... ternyata tidak selalu tentang orang lain. Tapi juga tentang diriku sendiri. Tentang cara aku memaafkan versi lama dari diriku, yang belum tahu apa-apa, yang pernah salah langkah, yang pernah terlalu berharap, atau terlalu diam.
Aku belajar bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan. Tapi memberi ruang untuk tidak lagi membawa luka itu ke hari ini. Aku tidak ingin membiarkan masa lalu mengikatku terus-menerus.
Aku ingin melangkah. Meski perlahan. Meski sambil menahan air mata. Meski belum sepenuhnya kuat.
Karena aku lelah terus menyimpan marah yang diam. Lelah menyimpan kecewa yang tak pernah sempat terucap. Lelah memikul kenangan yang rasanya semakin berat jika dibiarkan sendiri.
Maka hari ini… aku tidak ingin memaksa diriku untuk "harus cepat sembuh". Aku hanya ingin jujur bahwa aku masih belajar. Belajar menerima hal-hal yang tak bisa aku ubah. Belajar memaafkan hal-hal yang pernah menyakitiku, dan membentukku.
Ini mungkin perjalanan panjang. Tapi tidak apa-apa. Aku tidak harus sempurna hari ini. Aku hanya ingin jadi versi yang lebih ringan. Lebih lapang. Lebih damai.
Dan mungkin, kalau kamu membaca ini dan merasa sedang dalam perjalanan yang sama… aku cuma mau bilang, kita nggak sendiri. Kita sedang belajar sama-sama. Tidak terburu-buru. Tidak dipaksa pulih. Tapi pelan-pelan, kita akan sampai juga.
Komentar
Posting Komentar