Langsung ke konten utama

SELF RESPECT DI USIA DEWASA

Sering cut off orang adalah caraku menghargai diriku

Pernah denger self respect? Mungkin agak asing buat orang-orang yang gak belajar psikologi. Self respect adalah bentuk lo menghargai diri lo sendiri. Pengakuan dan penghargaan lo pada nilai dan martabat diri lo sendiri. Sudah menerapkan self respect? Bahkan gue yakin anak psikologi pun gak semua menerapkan ini ke dirinya sendiri.

Gue menghargai diri gue sendiri, memandang diri gue setinggi mungkin, sampai tiap gue ngobrol sama orang dan tau dia lagi ngerendahin gue, gue gak mau drama dan langsung cut off. Semakin lo dewasa, lo semakin harus menerapkan self respect. Kenapa? Untuk tidak mentoleransi orang-orang yang problematik dan toxic. Dont waste ur time!

Kita tahu lah ya semakin kita dewasa, energi, waktu dan pikiran kita terbatas dan berharga. Jangan sia-siakan hanya untuk orang yang gak bisa menghargai. Totally fine untuk gak kenal sekalian daripada kalian kebanyakan drama. Karna jujur drama di usia segini tuh melelahkan. Ketemu orang-orang yang gak sefrekuensi tuh melelahkan, kita harus nyamain energi kita sama orang itu yang bertabrakan. Apalagi kalo kumpul sama orang yang suka ngomongin orang lain, capek banget ada di lingkungan itu.

Memang bener adanya, semakin dewasa kita tuh semakin hidup dengan diri kita sendiri. Makanya lo harus super duper menerapkan self respect, siapa lagi yang akan menghargai diri lo kalo bukan lo sendiri? Terapkan untuk tegas ke hal-hal yang gak bisa lo toleransi dan terapkan batasan. Kalo gue, jujur gue gak suka sama orang yang terlalu mengulik kehidupan pribadi gue dan menghakimi gue, gue gak akan menoleransi orang-orang itu hanya karena “gue gak punya temen lagi” Thats the point! Jangan takut kehilangan orang yang akan lo cut off.

Semakin lo menerapkan self respect, lo akan mengalami perubahan-perubahan besar dalam kehidupan lo. Membangun rasa percaya diri lo, melindungi diri lo dari tindakan eksploitasi orang lain, self love lo akan meningkat, orang lain akan memperlakukan lo dengan segan dan menghargai lo, dan tentu kesehatan mental lo akan jauh lebih baik karna lo mengontrol apa saja yang boleh masuk ke diri lo.

Terapin ya biar jadi orang yang gak menye-menye

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NGGAK PERNAH DIPERJUANGKAN SEGITUNYA, APAKAH KITA BARISAN YANG GAK LAYAK DICINTAI

  Kadang aku bertanya-tanya, kenapa selalu jadi orang yang paling dulu sayang, tapi paling akhir dipilih? Kenapa selalu jadi orang yang ngerti, yang ngalah, yang sabar, tapi tetap nggak cukup buat diperjuangkan? Aku tahu cinta nggak seharusnya diminta. Tapi siapa sih yang nggak ingin merasa diinginkan? Kadang capek jadi orang yang "terlalu bisa memahami", sampai-sampai selalu diminta mengerti, tapi jarang benar-benar dimengerti. Kadang rasanya seperti jadi persinggahan, bukan tempat pulang. Jadi tempat orang lain merasa nyaman, tapi bukan tempat mereka ingin menetap. Dan itu menimbulkan pertanyaan yang diam-diam menyakitkan Apa aku kurang berharga untuk diperjuangkan? Apa aku terlalu biasa untuk dicintai dalam-dalam? Apa aku bagian dari barisan orang-orang yang... nggak cukup layak? Tapi pelan-pelan, aku mencoba meluruskan pikiranku. Mungkin ini bukan soal aku kurang pantas. Mungkin ini soal belum bertemu orang yang tahu cara mencintai seperti aku mencintai. Mungkin selama i...

SEJUJURNYA AKU MULAI NGERASA GAK DIINGINKAN DARI HUBUNGAN INI

  Sejujurnya, akhir-akhir ini aku mulai merasa nggak diinginkan dari hubungan ini. Rasanya aku masih ada, tapi tidak benar-benar hadir. Seperti sedang duduk berdua, tapi jiwanya entah di mana.  Obrolan makin singkat, perhatian makin dingin, dan aku jadi terus-menerus bertanya dalam hati masihkah aku dicintai, atau cuma dipertahankan karena terbiasa?  Aku mencoba memahami, mencoba memberi ruang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini cuma fase tapi kenapa hati kecilku berkata, aku sedang berjuang sendirian?  Aku ingin jadi seseorang yang dicari, bukan yang hanya sekadar dijawab ketika hadir. Aku ingin tetap menjadi rumah, bukan sekadar tempat singgah yang hanya didatangi saat nyaman.  Karena cinta itu bukan sekadar status, bukan sekadar “kita masih bersama”, tapi tentang rasa yang membuatku tahu bahwa aku dihargai, aku penting, aku berarti.  Tapi saat semua kehangatan berubah jadi dingin yang tak terucap, saat kehadiranku terasa seperti beban yang tak d...

LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Lo pada punya temen yang jarang ngasih kabar tapi lo temenan, ada gak? katanya sih namanya low maintenance friendship alias temenan yang jarang ketemu, jarang ngasih kabar tapi kalo lagi perlu ada, pas ketemu tetep ngakak bareng dan seneng-seneng aja. Fase dewasa kayaknya pertemanan akan begini semua, karena semua akan sibuk berjuang dengan mimpinya masing-masing. Tapi anehnya pertemanan yang begini malah awet, iyakannnnnnnnnnnnnn Sebenarnya bukannya gak peduli, justru orang-orang yang menerapkan ini sadar semakin dewasa setiap orang akan semakin beda prioritas. Kalo dulu tiap malem nongkrong bareng karena sama-sama gak ada tanggung jawab, kalo sekarang karena ada tanggung jawab dan “bentuknya” beda-beda. Sadar kalo masing-masing udah punya kesibukan dan tujuan yang beda. Tapi kalo ketemu rasanya tetep sama, tetep ketawa-ketawa Yang dulunya kos depan-depan-nan, sekarang misah jauh antar kota, antar pulau malah huhuhu karena udah punya tanggung jawab masing-masing, tapi bukan berart...