Langsung ke konten utama

HIDUP GUE JADI STUCK KARENA LINGKUNGAN GUE


Gue pengen sharing sesuatu yang gue sadari ketika sudah masuk usia 25 yang mungkin bisa jadi pelajaran buat kalian yang masih di usia belasan.

Gak tinggal di kota besar dengan fasilitas pendidikan yang baik dari kecil sebenarnya adalah penyesalan gue sampai saat ini.

Tinggal dilingkungan yang masih menormalisasikan "pencapaian perempuan adalah menikah"

Bergaul dengan orang-orang yang  "yaudah hidup gini aja udah enak kok, siapapun presidennya juga gue tetep nyari duit sendiri"

Lingkungan gue secara gak langsung membentuk gue jadi pribadi yang gak punya pikiran terbuka, yang gak punya prinsip hidup harus hebat, besar dan luas.

Lingkungan gue lambat laun membentuk gue jadi pribadi yang biasa aja, gak maksimal, gak punya pencapaian.

Quotes lingkungan lo = masa depan lo itu bener.

Sepinter-pinternya lo kalo ditaruh dilingkungan yang kayak gitu, lambat laun lo akan mengikuti apa yang terjadi di lingkungan lo.

Dimanapun lo di taruh kalo lo berlian ya tetep bakal jadi berlian, tapi yang harus diinget gak ada orang yang nyari berlian di selokan.

Hidup harus berkembang, lo harus keluar dari lingkungan lingkaran setan itu kalo gak mau berakhir seperti mereka.

Gue menyadari itu dan gue pengen banget keluar dari lingkungan itu. Gue gak percaya hidup itu sesuai nasib, hidup itu harus diperjuangkan.

Beruntungnya gue adalah, orang tua mau memberikan support ke gue untuk memperjuangkan hidup gue

Kalo lo lagi nyusun rencana buat hidup lo, kuliah dimana. Saran gue cari yang terbaik, survei jangan bilang "terserah yang penting kuliah"

Bergaul dengan orang-orang yang diatas lo, jangan minder tapi belajar dari mereka
Perjuangkan mimpi dan hidup lo, inget hidup itu harus hebat dan besar.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NGGAK PERNAH DIPERJUANGKAN SEGITUNYA, APAKAH KITA BARISAN YANG GAK LAYAK DICINTAI

  Kadang aku bertanya-tanya, kenapa selalu jadi orang yang paling dulu sayang, tapi paling akhir dipilih? Kenapa selalu jadi orang yang ngerti, yang ngalah, yang sabar, tapi tetap nggak cukup buat diperjuangkan? Aku tahu cinta nggak seharusnya diminta. Tapi siapa sih yang nggak ingin merasa diinginkan? Kadang capek jadi orang yang "terlalu bisa memahami", sampai-sampai selalu diminta mengerti, tapi jarang benar-benar dimengerti. Kadang rasanya seperti jadi persinggahan, bukan tempat pulang. Jadi tempat orang lain merasa nyaman, tapi bukan tempat mereka ingin menetap. Dan itu menimbulkan pertanyaan yang diam-diam menyakitkan Apa aku kurang berharga untuk diperjuangkan? Apa aku terlalu biasa untuk dicintai dalam-dalam? Apa aku bagian dari barisan orang-orang yang... nggak cukup layak? Tapi pelan-pelan, aku mencoba meluruskan pikiranku. Mungkin ini bukan soal aku kurang pantas. Mungkin ini soal belum bertemu orang yang tahu cara mencintai seperti aku mencintai. Mungkin selama i...

SEJUJURNYA AKU MULAI NGERASA GAK DIINGINKAN DARI HUBUNGAN INI

  Sejujurnya, akhir-akhir ini aku mulai merasa nggak diinginkan dari hubungan ini. Rasanya aku masih ada, tapi tidak benar-benar hadir. Seperti sedang duduk berdua, tapi jiwanya entah di mana.  Obrolan makin singkat, perhatian makin dingin, dan aku jadi terus-menerus bertanya dalam hati masihkah aku dicintai, atau cuma dipertahankan karena terbiasa?  Aku mencoba memahami, mencoba memberi ruang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini cuma fase tapi kenapa hati kecilku berkata, aku sedang berjuang sendirian?  Aku ingin jadi seseorang yang dicari, bukan yang hanya sekadar dijawab ketika hadir. Aku ingin tetap menjadi rumah, bukan sekadar tempat singgah yang hanya didatangi saat nyaman.  Karena cinta itu bukan sekadar status, bukan sekadar “kita masih bersama”, tapi tentang rasa yang membuatku tahu bahwa aku dihargai, aku penting, aku berarti.  Tapi saat semua kehangatan berubah jadi dingin yang tak terucap, saat kehadiranku terasa seperti beban yang tak d...

LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Lo pada punya temen yang jarang ngasih kabar tapi lo temenan, ada gak? katanya sih namanya low maintenance friendship alias temenan yang jarang ketemu, jarang ngasih kabar tapi kalo lagi perlu ada, pas ketemu tetep ngakak bareng dan seneng-seneng aja. Fase dewasa kayaknya pertemanan akan begini semua, karena semua akan sibuk berjuang dengan mimpinya masing-masing. Tapi anehnya pertemanan yang begini malah awet, iyakannnnnnnnnnnnnn Sebenarnya bukannya gak peduli, justru orang-orang yang menerapkan ini sadar semakin dewasa setiap orang akan semakin beda prioritas. Kalo dulu tiap malem nongkrong bareng karena sama-sama gak ada tanggung jawab, kalo sekarang karena ada tanggung jawab dan “bentuknya” beda-beda. Sadar kalo masing-masing udah punya kesibukan dan tujuan yang beda. Tapi kalo ketemu rasanya tetep sama, tetep ketawa-ketawa Yang dulunya kos depan-depan-nan, sekarang misah jauh antar kota, antar pulau malah huhuhu karena udah punya tanggung jawab masing-masing, tapi bukan berart...