Kalau memang sejak awal bukan aku yang kamu tuju,
kenapa harus datang… lalu pergi… lalu datang lagi?
Kenapa harus memberi harapan, menumbuhkan rasa,
menjadi hangat hanya untuk kemudian menjauh tanpa penjelasan?
Aku bukan seseorang yang mudah membuka hati.
Tapi saat kamu datang dengan segala perhatian dan ketulusan yang terlihat nyata,
aku pun percaya.
Aku pikir kamu juga mengusahakan sesuatu yang sama.
Aku pikir ini bukan sekadar mampir, tapi bertumbuh.
Tapi ternyata… kamu cuma singgah.
Dan lucunya, tak cukup sekali.
Setiap kali aku mulai sembuh, kamu kembali.
Setiap kali aku mulai ikhlas, kamu muncul.
Dan setiap kali aku mencoba meyakinkan diri bahwa ini sudah selesai,
kamu datang lagi, dengan cara yang lebih hangat, lebih lembut
dan lebih membingungkan.
Kalau tujuannya bukan aku,
kenapa hatiku yang harus lelah menunggu dan menata ulang?
Kenapa harus datang saat aku sudah belajar berdiri sendiri?
Aku lelah, sungguh.
Bukan hanya karena kamu datang dan pergi,
tapi karena kamu tidak pernah benar-benar pergi dari pikiranku
meski nyatanya kamu tidak pernah betul-betul memilihku.
Jika memang aku bukan tujuannya,
semoga semesta cukup adil untuk menjauhkan aku dari yang hanya datang untuk singgah.
Dan semoga aku cukup berani untuk tidak membuka pintu lagi…
untuk cinta yang tidak tahu arah.
Komentar
Posting Komentar