Langsung ke konten utama

JIKA TUJUANNYA BUKAN AKU, KENAPA HARUS DATANG BERKALI-KALI

 

Kalau memang sejak awal bukan aku yang kamu tuju,
kenapa harus datang… lalu pergi… lalu datang lagi?
Kenapa harus memberi harapan, menumbuhkan rasa,
menjadi hangat hanya untuk kemudian menjauh tanpa penjelasan?

Aku bukan seseorang yang mudah membuka hati.
Tapi saat kamu datang dengan segala perhatian dan ketulusan yang terlihat nyata,
aku pun percaya.
Aku pikir kamu juga mengusahakan sesuatu yang sama.
Aku pikir ini bukan sekadar mampir, tapi bertumbuh.

Tapi ternyata… kamu cuma singgah.
Dan lucunya, tak cukup sekali.

Setiap kali aku mulai sembuh, kamu kembali.
Setiap kali aku mulai ikhlas, kamu muncul.
Dan setiap kali aku mencoba meyakinkan diri bahwa ini sudah selesai,
kamu datang lagi, dengan cara yang lebih hangat, lebih lembut 
dan lebih membingungkan.

Kalau tujuannya bukan aku,
kenapa hatiku yang harus lelah menunggu dan menata ulang?
Kenapa harus datang saat aku sudah belajar berdiri sendiri?

Aku lelah, sungguh.
Bukan hanya karena kamu datang dan pergi,
tapi karena kamu tidak pernah benar-benar pergi dari pikiranku 
meski nyatanya kamu tidak pernah betul-betul memilihku.

Jika memang aku bukan tujuannya,
semoga semesta cukup adil untuk menjauhkan aku dari yang hanya datang untuk singgah.
Dan semoga aku cukup berani untuk tidak membuka pintu lagi…
untuk cinta yang tidak tahu arah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NGGAK PERNAH DIPERJUANGKAN SEGITUNYA, APAKAH KITA BARISAN YANG GAK LAYAK DICINTAI

  Kadang aku bertanya-tanya, kenapa selalu jadi orang yang paling dulu sayang, tapi paling akhir dipilih? Kenapa selalu jadi orang yang ngerti, yang ngalah, yang sabar, tapi tetap nggak cukup buat diperjuangkan? Aku tahu cinta nggak seharusnya diminta. Tapi siapa sih yang nggak ingin merasa diinginkan? Kadang capek jadi orang yang "terlalu bisa memahami", sampai-sampai selalu diminta mengerti, tapi jarang benar-benar dimengerti. Kadang rasanya seperti jadi persinggahan, bukan tempat pulang. Jadi tempat orang lain merasa nyaman, tapi bukan tempat mereka ingin menetap. Dan itu menimbulkan pertanyaan yang diam-diam menyakitkan Apa aku kurang berharga untuk diperjuangkan? Apa aku terlalu biasa untuk dicintai dalam-dalam? Apa aku bagian dari barisan orang-orang yang... nggak cukup layak? Tapi pelan-pelan, aku mencoba meluruskan pikiranku. Mungkin ini bukan soal aku kurang pantas. Mungkin ini soal belum bertemu orang yang tahu cara mencintai seperti aku mencintai. Mungkin selama i...

SEJUJURNYA AKU MULAI NGERASA GAK DIINGINKAN DARI HUBUNGAN INI

  Sejujurnya, akhir-akhir ini aku mulai merasa nggak diinginkan dari hubungan ini. Rasanya aku masih ada, tapi tidak benar-benar hadir. Seperti sedang duduk berdua, tapi jiwanya entah di mana.  Obrolan makin singkat, perhatian makin dingin, dan aku jadi terus-menerus bertanya dalam hati masihkah aku dicintai, atau cuma dipertahankan karena terbiasa?  Aku mencoba memahami, mencoba memberi ruang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini cuma fase tapi kenapa hati kecilku berkata, aku sedang berjuang sendirian?  Aku ingin jadi seseorang yang dicari, bukan yang hanya sekadar dijawab ketika hadir. Aku ingin tetap menjadi rumah, bukan sekadar tempat singgah yang hanya didatangi saat nyaman.  Karena cinta itu bukan sekadar status, bukan sekadar “kita masih bersama”, tapi tentang rasa yang membuatku tahu bahwa aku dihargai, aku penting, aku berarti.  Tapi saat semua kehangatan berubah jadi dingin yang tak terucap, saat kehadiranku terasa seperti beban yang tak d...

LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Lo pada punya temen yang jarang ngasih kabar tapi lo temenan, ada gak? katanya sih namanya low maintenance friendship alias temenan yang jarang ketemu, jarang ngasih kabar tapi kalo lagi perlu ada, pas ketemu tetep ngakak bareng dan seneng-seneng aja. Fase dewasa kayaknya pertemanan akan begini semua, karena semua akan sibuk berjuang dengan mimpinya masing-masing. Tapi anehnya pertemanan yang begini malah awet, iyakannnnnnnnnnnnnn Sebenarnya bukannya gak peduli, justru orang-orang yang menerapkan ini sadar semakin dewasa setiap orang akan semakin beda prioritas. Kalo dulu tiap malem nongkrong bareng karena sama-sama gak ada tanggung jawab, kalo sekarang karena ada tanggung jawab dan “bentuknya” beda-beda. Sadar kalo masing-masing udah punya kesibukan dan tujuan yang beda. Tapi kalo ketemu rasanya tetep sama, tetep ketawa-ketawa Yang dulunya kos depan-depan-nan, sekarang misah jauh antar kota, antar pulau malah huhuhu karena udah punya tanggung jawab masing-masing, tapi bukan berart...