Langsung ke konten utama

RELAPSE TERNYATA GAK CUMAN MALEM DOANG, PAGI-SIANG-SORE JUGA

 

Ternyata relapse itu nggak nunggu malam.
Kadang justru datang pas pagi hari waktu dunia baru mulai sibuk dan orang-orang mulai beraktivitas,
tapi diri sendiri malah merasa kosong.

Kadang siang juga nggak kalah berat.
Semua orang terlihat produktif, tertawa, kerja, ngobrol tapi diri ini justru sibuk menahan gelombang emosi yang datang tiba-tiba tanpa aba-aba.
Ada rasa ingin ngilang, tapi tetap harus terlihat “baik-baik saja”.
Ada kalanya senyum dibentuk, tapi kepala penuh suara yang nggak berhenti menghakimi diri sendiri.

Dan sore… ya, sore sering jadi waktu paling senyap.
Saat cahaya mulai meredup dan hati ikut surut.
Ada kesedihan samar yang datang diam-diam,
mengingatkan bahwa hari ini pun terasa berat,
dan mungkin besok pun belum tentu lebih ringan.

Dulu aku pikir relapse itu muncul di malam hari aja 
waktu semua orang tidur, dan kesedihan punya panggung sendiri.
Tapi nyatanya, emosi itu bisa datang kapan aja.
Tanpa waktu, tanpa alasan yang jelas.
Dan itu… benar-benar melelahkan.

Tapi hari ini aku cuma mau bilang:
kalau kamu sedang berjuang diam-diam,
kalau kamu tiba-tiba sesak di jam-jam yang harusnya produktif,
kalau kamu merasa gagal karena hari ini nggak sekuat biasanya 
itu nggak bikin kamu lemah.

Relapse nggak bikin kamu gagal.
Itu cuma bagian dari proses bertumbuh.
Nggak selalu lurus, nggak selalu naik tapi tetap berarti.

Kamu sedang belajar mencintai dirimu di hari-hari sulit.
Dan itu, adalah bentuk kekuatan yang paling diam-diam tapi paling dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NGGAK PERNAH DIPERJUANGKAN SEGITUNYA, APAKAH KITA BARISAN YANG GAK LAYAK DICINTAI

  Kadang aku bertanya-tanya, kenapa selalu jadi orang yang paling dulu sayang, tapi paling akhir dipilih? Kenapa selalu jadi orang yang ngerti, yang ngalah, yang sabar, tapi tetap nggak cukup buat diperjuangkan? Aku tahu cinta nggak seharusnya diminta. Tapi siapa sih yang nggak ingin merasa diinginkan? Kadang capek jadi orang yang "terlalu bisa memahami", sampai-sampai selalu diminta mengerti, tapi jarang benar-benar dimengerti. Kadang rasanya seperti jadi persinggahan, bukan tempat pulang. Jadi tempat orang lain merasa nyaman, tapi bukan tempat mereka ingin menetap. Dan itu menimbulkan pertanyaan yang diam-diam menyakitkan Apa aku kurang berharga untuk diperjuangkan? Apa aku terlalu biasa untuk dicintai dalam-dalam? Apa aku bagian dari barisan orang-orang yang... nggak cukup layak? Tapi pelan-pelan, aku mencoba meluruskan pikiranku. Mungkin ini bukan soal aku kurang pantas. Mungkin ini soal belum bertemu orang yang tahu cara mencintai seperti aku mencintai. Mungkin selama i...

SEJUJURNYA AKU MULAI NGERASA GAK DIINGINKAN DARI HUBUNGAN INI

  Sejujurnya, akhir-akhir ini aku mulai merasa nggak diinginkan dari hubungan ini. Rasanya aku masih ada, tapi tidak benar-benar hadir. Seperti sedang duduk berdua, tapi jiwanya entah di mana.  Obrolan makin singkat, perhatian makin dingin, dan aku jadi terus-menerus bertanya dalam hati masihkah aku dicintai, atau cuma dipertahankan karena terbiasa?  Aku mencoba memahami, mencoba memberi ruang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini cuma fase tapi kenapa hati kecilku berkata, aku sedang berjuang sendirian?  Aku ingin jadi seseorang yang dicari, bukan yang hanya sekadar dijawab ketika hadir. Aku ingin tetap menjadi rumah, bukan sekadar tempat singgah yang hanya didatangi saat nyaman.  Karena cinta itu bukan sekadar status, bukan sekadar “kita masih bersama”, tapi tentang rasa yang membuatku tahu bahwa aku dihargai, aku penting, aku berarti.  Tapi saat semua kehangatan berubah jadi dingin yang tak terucap, saat kehadiranku terasa seperti beban yang tak d...

LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Lo pada punya temen yang jarang ngasih kabar tapi lo temenan, ada gak? katanya sih namanya low maintenance friendship alias temenan yang jarang ketemu, jarang ngasih kabar tapi kalo lagi perlu ada, pas ketemu tetep ngakak bareng dan seneng-seneng aja. Fase dewasa kayaknya pertemanan akan begini semua, karena semua akan sibuk berjuang dengan mimpinya masing-masing. Tapi anehnya pertemanan yang begini malah awet, iyakannnnnnnnnnnnnn Sebenarnya bukannya gak peduli, justru orang-orang yang menerapkan ini sadar semakin dewasa setiap orang akan semakin beda prioritas. Kalo dulu tiap malem nongkrong bareng karena sama-sama gak ada tanggung jawab, kalo sekarang karena ada tanggung jawab dan “bentuknya” beda-beda. Sadar kalo masing-masing udah punya kesibukan dan tujuan yang beda. Tapi kalo ketemu rasanya tetep sama, tetep ketawa-ketawa Yang dulunya kos depan-depan-nan, sekarang misah jauh antar kota, antar pulau malah huhuhu karena udah punya tanggung jawab masing-masing, tapi bukan berart...