Langsung ke konten utama

SEBENARNYA TUHAN MAU AKU JADI SEKUAT APA?

 


Kadang aku bertanya dalam diam
Tuhan… sebenarnya Engkau ingin aku jadi sekuat apa?

Karena rasanya, baru selesai satu ujian… datang lagi yang lain.
Baru bisa bernapas lega sebentar… tiba-tiba sesak lagi.
Baru bisa sedikit tersenyum… eh, hati retak lagi.

Aku tahu hidup bukan tentang selalu mudah.
Aku tahu ada pelajaran di balik setiap luka.
Tapi tetap saja… lelah itu nyata.
Air mata itu bukan dibuat-buat.
Dan senyum yang dipaksakan itu… ya, kadang cuma pelindung supaya orang lain nggak terlalu khawatir.

Aku mencoba kuat.
Sudah sejak lama.
Tapi diam-diam aku ingin bertanya
Apakah boleh kalau hari ini aku lemah sebentar?
Kalau hari ini aku nggak ingin berpura-pura tegar?
Kalau hari ini aku cuma ingin duduk diam dan menangis?

Aku ingin percaya bahwa semua ini bukan sia-sia.
Bahwa ada makna di balik segala kehilangan dan kecewa.
Bahwa Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih indah meski jalannya sekarang begitu gelap dan berat.

Tapi di tengah semuanya…
aku tetap manusia biasa.
Yang kadang ragu, kadang marah, kadang ingin menyerah.

Dan mungkin, itu pun nggak apa-apa.

Karena Tuhan tahu, bahkan orang paling kuat pun punya batas.
Dan mungkin justru dalam kelemahan ini, kita sedang dipeluk-Nya paling erat.

Kalau kamu sedang bertanya hal yang sama hari ini,
mungkin jawabannya bukan harus jadi lebih kuat,
tapi cukup bertahan satu hari lagi…
dan biarkan Tuhan menggenggam sisanya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

NGGAK PERNAH DIPERJUANGKAN SEGITUNYA, APAKAH KITA BARISAN YANG GAK LAYAK DICINTAI

  Kadang aku bertanya-tanya, kenapa selalu jadi orang yang paling dulu sayang, tapi paling akhir dipilih? Kenapa selalu jadi orang yang ngerti, yang ngalah, yang sabar, tapi tetap nggak cukup buat diperjuangkan? Aku tahu cinta nggak seharusnya diminta. Tapi siapa sih yang nggak ingin merasa diinginkan? Kadang capek jadi orang yang "terlalu bisa memahami", sampai-sampai selalu diminta mengerti, tapi jarang benar-benar dimengerti. Kadang rasanya seperti jadi persinggahan, bukan tempat pulang. Jadi tempat orang lain merasa nyaman, tapi bukan tempat mereka ingin menetap. Dan itu menimbulkan pertanyaan yang diam-diam menyakitkan Apa aku kurang berharga untuk diperjuangkan? Apa aku terlalu biasa untuk dicintai dalam-dalam? Apa aku bagian dari barisan orang-orang yang... nggak cukup layak? Tapi pelan-pelan, aku mencoba meluruskan pikiranku. Mungkin ini bukan soal aku kurang pantas. Mungkin ini soal belum bertemu orang yang tahu cara mencintai seperti aku mencintai. Mungkin selama i...

SEJUJURNYA AKU MULAI NGERASA GAK DIINGINKAN DARI HUBUNGAN INI

  Sejujurnya, akhir-akhir ini aku mulai merasa nggak diinginkan dari hubungan ini. Rasanya aku masih ada, tapi tidak benar-benar hadir. Seperti sedang duduk berdua, tapi jiwanya entah di mana.  Obrolan makin singkat, perhatian makin dingin, dan aku jadi terus-menerus bertanya dalam hati masihkah aku dicintai, atau cuma dipertahankan karena terbiasa?  Aku mencoba memahami, mencoba memberi ruang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini cuma fase tapi kenapa hati kecilku berkata, aku sedang berjuang sendirian?  Aku ingin jadi seseorang yang dicari, bukan yang hanya sekadar dijawab ketika hadir. Aku ingin tetap menjadi rumah, bukan sekadar tempat singgah yang hanya didatangi saat nyaman.  Karena cinta itu bukan sekadar status, bukan sekadar “kita masih bersama”, tapi tentang rasa yang membuatku tahu bahwa aku dihargai, aku penting, aku berarti.  Tapi saat semua kehangatan berubah jadi dingin yang tak terucap, saat kehadiranku terasa seperti beban yang tak d...

LOW MAINTENANCE FRIENDSHIP

Lo pada punya temen yang jarang ngasih kabar tapi lo temenan, ada gak? katanya sih namanya low maintenance friendship alias temenan yang jarang ketemu, jarang ngasih kabar tapi kalo lagi perlu ada, pas ketemu tetep ngakak bareng dan seneng-seneng aja. Fase dewasa kayaknya pertemanan akan begini semua, karena semua akan sibuk berjuang dengan mimpinya masing-masing. Tapi anehnya pertemanan yang begini malah awet, iyakannnnnnnnnnnnnn Sebenarnya bukannya gak peduli, justru orang-orang yang menerapkan ini sadar semakin dewasa setiap orang akan semakin beda prioritas. Kalo dulu tiap malem nongkrong bareng karena sama-sama gak ada tanggung jawab, kalo sekarang karena ada tanggung jawab dan “bentuknya” beda-beda. Sadar kalo masing-masing udah punya kesibukan dan tujuan yang beda. Tapi kalo ketemu rasanya tetep sama, tetep ketawa-ketawa Yang dulunya kos depan-depan-nan, sekarang misah jauh antar kota, antar pulau malah huhuhu karena udah punya tanggung jawab masing-masing, tapi bukan berart...