Kadang kita melihat seseorang yang hidupnya terlihat begitu rapi. Senyumnya manis, cara bicaranya tenang, sikapnya ramah, dan unggahannya di media sosial selalu memberi semangat. Seolah-olah hidupnya tenang-tenang saja, tidak ada beban, tidak ada luka. Tapi siapa sangka, bisa jadi semua itu hanya topeng yang dipakai dengan sangat rapi.
Ia tidak sedang ingin membohongi dunia. Ia hanya sedang mencoba bertahan.
Ada orang-orang yang begitu terbiasa menjadi kuat, sampai-sampai lupa rasanya menjadi lemah. Terlalu sering menjadi tempat bercerita, sampai tak tahu lagi ke mana harus bercerita. Terlalu sering jadi cahaya untuk orang lain, sampai tak sadar apinya sendiri mulai meredup pelan-pelan.
Dan lucunya, orang-orang seperti ini jarang ditanya, “Kamu baik-baik aja?” Karena dari luar, mereka terlihat sangat... baik-baik aja.
Padahal bisa jadi hatinya kosong. Bisa jadi malam-malamnya sepi. Bisa jadi dia menangis diam-diam, dan tetap tersenyum besok paginya, seolah semua baik-baik saja.
Ada luka yang tidak terlihat. Ada air mata yang tak pernah jatuh di depan orang lain. Ada rasa lelah yang tak sempat diceritakan. Semua disimpan sendiri, karena merasa tidak ingin membebani siapa pun.
Kalau kamu pernah merasa seperti itu, peluk diri kamu sendiri hari ini. Kamu nggak lemah. Kamu hanya manusia yang sedang berjuang dengan caranya sendiri. Dan itu pun sudah luar biasa.
Kita semua pernah ada di fase itu, berpura-pura kuat saat sebenarnya hati kita ingin menyerah. Tapi tidak apa-apa. Pelan-pelan saja. Kamu boleh istirahat. Kamu boleh jujur. Kamu boleh tidak selalu kuat.
Dan kalau kamu kenal seseorang yang selalu terlihat baik-baik saja, ingatkan dirimu: bisa jadi dia hanya sedang pandai menyembunyikan. Jadi, jangan lupa tanyakan kabarnya. Dengan tulus. Kadang satu pertanyaan kecil bisa membuka pintu kejujuran yang sangat melegakan.
Tidak semua luka perlu diumbar. Tapi tidak semua senyum juga berarti bahagia.
Kadang, kita hanya ingin ada satu orang yang bertanya dengan sungguh-sungguh, “Apa kamu lelah?” Tanpa menghakimi. Tanpa buru-buru memberi saran. Hanya duduk di sana dan hadir.
Semoga kita bisa jadi orang itu untuk diri sendiri, dan untuk orang-orang di sekitar kita.

Komentar
Posting Komentar